A.
Pendahuluan
Di dalam GBHN 1978 dinyatakan bahwa
pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah
tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab
bersama antara keluarga, masyrakat dan pemeritah.1
Hal ini berarti bahwa setiap manusia
Indonesia diharapkan supaya selalu berkembang sepanjang hidup, dan di lain
pihak masyarakat dan pemerintah diharapkan agar dapat menciptakan situasi yang
menantang unuk belajar. Prinsip ini berarti, maka sekolah bukanlah satu-satunya
masa bagi setiap orang untuk belajar, melainkan hanya sebagian dari waktu
belajar yang akan berlangsung seumur hidup.
B.
Pembahasan
Konsep
pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu
proses yang terus-menerus (kontinu) dari bayi sampai meninggal dunia.
Adapun tujuan untuk pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup ialah :
Adapun tujuan untuk pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup ialah :
1. Mengembangkan potensi kepribadian
manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya
seoptimal mungkin. Dengan demikian secara potensial keseluruhan potensi manusia
diisi kebutuhannya agar berkembang sewajarnya.
1Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2001), hal. 63.
2Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2003), hal. 40.
3Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar
Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 2003), hal. 139-140.
2. Dengan mengingat proses pertumbuhan
dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dan dinamis, maka
pendidikan wajar berlangsung selama manusia hidup.3
Ada
bermacam-macam dasar pemikiran yang menyatakan bahwa pendidikan seumur hidup
sangat penting
Dasar
pemikiran tersebut ditinjau dari beberapa segi, antara lain :
1. Ideologis
Semua
manusia dilahirkan sama dan mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk
mendapat pendidikan dan peningkatan pengetahuan serta keterampilan. Pendidikan
seumur hidup akan memungkinkan tiap-tiap individu mengembangkan
potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya.4
Menjadi
kewajiban bagi pengusaha atau tokoh-tokoh pemuka masyarakat menyelamatkan
rakyat dari bahaya kebodohan dan kemelaratan.
2. Ekonomis
Salah
satu cara keluar dari lingkaran setan antara kebodohan dan kemelaratan
ialah dengan pendidikan seumur hidup. Salah satunya dengan cara
meningkatkan produtivitasnya.5
4Soelaiman Joesoef dan Slamet
Santoso, Pendidikan Luar Sekolah (Surabaya: Usaha Nasional, 1981),
hal. 23.
5Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu
Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal. 236.
6Fuad Ihsan, loc. cit.
7Ibid., hal. 236-237.
3. Sosiologis
Para
orang tua di negara berkembang kerap kurang menyadari pentingnya pendidikan
sekolah bagi anak-anaknya. Karena itu, anak-anak mereka sering merasa kurang
mendapatkan pendidikan sekolah, putus sekolah atau tidak bersekolah sama
sekali. Dengan demikian, pendidikan seumur hidup bagi orang tua merupakan
pemecahan atas masalah tersebut.6
4. Politis
Negara
kita adalah negara demokrasi di mana seluruh warga negara wajib menyadari hak
dan kewajibannya di samping memahami fungsi pemerintah. Maka tugas pendidikan
seumur hidup berfungsi sebagai pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan
setiap warga negara.7
5. Teknologis
Dengan
majunya ilmu pengetahuan dan teknologi para pemimpin, teknisi, guru dan sarjna
dari berbagai disiplin ilmu harus senantiasa menyesuaikan perkembangan ilmu dan
teknologi terus menerus untuk menambah cakrawala pengetahuannya di samping
keterampilannya.
Tidak
ayal lagi bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh besar
terhadap pendidikan khususnya konsep dn tekhnik penyampaian. Oleh karena
perkembangan ilmu dan teknologi makin luas dan komplek maka tidak mungkin
segala itu dapat diajarkan kepada anak di sekolah.
Maka
dewasa ini tugas pendidikan formal yang utama ialah bagaimana mengajar cara
belajar, menanamkan motivasi dan memberi keterampilan. Untuk itu semua peril
diciptakan kondisi yang merupakan life long education.8
Implikasi Konsep Pendidikan seumur hidup
Sebagai
satu kebijakan yang mendasar dalam memandang hakikat pendidikan manusia dapat
kita jelaskan segi implikasi sebagai berikut :
a. Pengetian
Implikasi
ialah akibat langsung atau konsikuensi dari suatu keputusan. Jadi sesuatu yang
merupakan tindak lanjut dari suatu kebijakan atau keputusan.
b. Segi-segi implikasi dari konsepsi
pendidikan manusia seumur hidup, yakni :
1. Manusia sebagai subyek didik atau
sasaran didik
2. Proses berlangsungnya pendidikan
yakni waktunya seumur hidup manusia.
c.
Isi yang
dididikan
Dengan
mengingat potensi-potensi manusia, maka dapatlah dikembangkan dengan membina
dan mengembangkan sikap hidup, yaitu :
8Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, op.cit.,
hal 237
1. Potensi jasmani dan panca indra,
yaitu dengan mengembangkan sikap hidup. Seperti memelihara gizi makanan dan
olah raga teratur.
2. Potensi rasional atau potensi pikir,
dengan mengembangkan kecerdasan dan mengembangkan daya pikir yang kritis.
3. Potensi perasaan dikembangkan dengan
perasaan yang peka dan halus dalam segi moral dan kemanusian.
4. Potensi karsa atau kemauan yang
keras dengan mengembangkan rajin belajar, termasuk juga hemat dan hidup
sederhana.
5. Potensi cipta dengan mengembangkan
daya kreasi dan imajinasi.
6. Potensi karya, misalnya gagsan yang
baik tidak cukup dilontarkan, tetapi kita berkewajiban merintis penerapannya.
7. Potensi budi-nurani merupakan
kesadaran Ketuhanan dan keagamaan.9
1. Implikasi pada program-program
pendidikan
a. Pendidikan baca tulis
Pengetahuan-pengetahuan
baru didapat diperolah terutama melalui bacaan. Bagi anak didik secara
fungsional diberikan kecakapan membaca, menulis dan berhitung. Untuk
diberikan/disediakan bacaan.
93Tim Dosen FIP-IKIP Malang, op.cit.,
hal. 142-143.
10Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, op.cit.,
hal. 237-238.
11Hasbullah, op. cit., hal. 72
b. Pendidikan kejuruan
Dengan
majunya teknologi dan inustrialisasi maka pendidikan kejuruan itu tidak boleh
dipandang sekali jadi dan selesai. Program pendidikan yang bersikap remedial
dan para lulusan sekolah itu menjadi tenaga terampil dan produktif harus terus
meneus menyesuaikan kemajuan teknologi.10
c. Pendidikan profesional
Sebagai
realisasi pendidikan seumur hidup, dalam tiap-tiap profesi hendaknya telah
tercipta built in mechanisme yang memungkinkan golongan profesional terus
mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan metodologi, perlengkapan dan sikap
profesionalnya.11
d. Pendidikan ke arah perubahan dan
pembangunan
Pendidikan
bagi anggota masyarakat dari berbagi golongan usia agar mereka mampu mengikuti
perubahan sosial dan pembangunan merupakan konsekuensi penting daripada asas
pendidikan seumur hidup atau pendidikan terus-menerus.
e. Pendidikan kewarganegaraan negara dan
kedewasaan politik.12
Dalam
pemerintahan dan masyarakat yang demokratis, maka kedewasaan warga negara dan
para pemimpinnya dalam kehidupan negara sangat penting. Untuk itu pendidikan
kewarganegaraan dan kedewasaan politik itu merupakan bagian yang penting dari
pendidikan seumur hidup.
f. Pendidikan kultural dan pengisian
waktu luang
Seseorang
yang disebut “educated man” harus memahami dan menghargai sejarah,
kesusastraan, agama, filsafat hidup, seni dan musik bangsa sendiri. Pengetahuan
tersebut di samping memperkaya khasanah hidupnya, juga memungkinkan untuk
mengisi waktu luangnya yang lebih menyenangkan.13
2. Implikasi pada sasaran pendidikan
Adapun
mengenai implikai pendidikan seumur hidup ini pada sasaran pendidikan, Ananda
W.P. Guruge mengklasifikasikannya dalam enam kategori. Masing-masing dengan
prioritas programnya, yakni para buruh dan petani, remaja putus sekolah,
pekerja yang berketerampilan, teknisi dan profesionalis, pemimpin masyarakat
dan golongan masyarakat yang sudah tua.14
12Fuad Ihsan, op.cit.,
hal. 50.
13Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, op.cit.,
hal. 238-239.14Fuad Ihsan, op.cit., hal. 51-54.
C.
Kesimpulan
Pendidikan seumur hidup atau life
long education merupakan suatu proses pendidikan yang terus-menerus
(kontinu) dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan
masyarakat dari bayi sampai meninggal dunia. Karena itu pendidikan adalah
tanggung jawab kita bersama.
Pendidikan seumur hidup memiliki
implikasi, yaitu pada program-program pendidikan yang meliputi: pendidikan baca
tulis, kejuruan, professional, ke arah perubahan dan pembangunan,
kewarganegaraan negara dan kedewasaan politik, serta kultural dan pengisian
waktu luang. Dan sasaran pendidikan.meliputi: para buruh dan petani, remaja
putus sekolah, pekerja yang berketerampilan, teknisi dan profesionalis,
pemimpin masyarakat dan golongan masyarakat yang sudah tua.
DAFTAR
PUSTAKA
Hasbullah.
2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Fuad Ihsan, Drs. H. 2003. Dasar-dasar
Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tim
Dosen FIP-IKIP Malang. 2003. Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan. Surabaya:
Usaha Nasional.
Soelaiman
Joesoef, Drs., Slamet Santoso, Drs. 1981. Pendidikan Luar Sekolah.
Surabaya: Usaha Nasional.
Abu Ahmadi, Drs. H., Nur Uhbiyati, Dra. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar